Gubernur Jawa Barat:Lebih Baik daripada Anak Nongkrong di Jalan

- Pewarta

Jumat, 4 Juli 2025 - 15:54

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalembandung.com,– Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membela kebijakan yang memperbolehkan sekolah negeri menampung hingga 50 siswa per kelas. Meski dinilai kontroversial, Dedi menegaskan kebijakan ini adalah langkah darurat yang diambil untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak di Jawa Barat dari ancaman putus sekolah.

Menurutnya, kebijakan ini bukanlah aturan kaku, melainkan batas maksimal yang bisa diterapkan di daerah-daerah tertentu yang menghadapi persoalan keterbatasan akses dan ekonomi.

“Kalimatnya maksimal, artinya bisa dalam setiap kelas itu 30, bisa 35, bisa 40. Dan apabila, kalimatnya apabila, apabila di daerah tersebut banyak siswa yang dekat dengan sekolahnya dan punya kemampuan ekonomi rendah,” jelas Dedi dalam video di akun TikTok resminya, @Dedimulyadiofficial, Kamis (3/7/2025). Lebih jauh,

Dedi menjelaskan banyak siswa yang sebenarnya mampu membayar biaya pendidikan, namun terhalang ongkos transportasi yang mahal karena sekolah yang jauh dari rumah. “Misalnya bayaran bulanannya 200 atau 300 ribu, dia mampu.

Tetapi misalnya dia berat diongkos menuju sekolahnya. Maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil kebijakan: daripada anak Jawa Barat tidak sekolah, ya lebih baik sekolah,” ujarnya.

Dedi menegaskan bahwa langkah ini diambil karena situasinya sudah tergolong darurat. Ia lebih memilih anak-anak tetap sekolah meski dalam kondisi terbatas daripada mereka justru kehilangan arah.

“Kenapa darurat, karena daripada rakyat tidak sekolah lebih baik sekolah, daripada mereka nongkrong di pinggir jalan kemudian berbuat sesuatu yang tidak sesuai usianya, lebih baik dia sekolah walaupun sederhana, itu prinsip saya,” ucap Dedi.

Kebijakan Sementara, Solusi Permanen Disiapkan Kebijakan membuka ruang kelas hingga maksimal 50 siswa ini, kata Dedi, bukan solusi jangka panjang.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen membangun ruang-ruang kelas baru agar kapasitas siswa per kelas kembali ideal. “Dalam semester berikutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pasti membangun ruang kelas baru. Nanti dibangun ruang kelas baru sehingga kembali lagi menjadi 30 atau 35,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa negara memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan semua anak mendapatkan akses pendidikan, tanpa kecuali.

“Negara meminta rakyatnya sekolah. Maka negara tidak boleh menelantarkan warganya sehingga tidak bersekolah. Maka saya sebagai Gubernur Jawa Barat bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak di Jawa Barat dan saya tidak menginginkan anak di Jawa Barat untuk putus sekolah,” tegasnya.

Jawa Barat Tertinggi dalam Angka Putus Sekolah Nasional Langkah darurat ini diambil dengan landasan data resmi. Berdasarkan informasi dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen yang dikirimkan Dedi melalui WhatsApp, Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka putus sekolah (APTS) dan lulusan tidak melanjutkan pendidikan (LTM) tertinggi di Indonesia.

Angka Putus Sekolah (APTS) Jawa Barat – Total: 168.689 siswa PAUD: 9 siswa SD: 37.377 siswa SMP: 64.918 siswa SMA/SMK: 66.385 siswa Angka Lulus Tidak Melanjutkan (LTM) Jawa Barat – Total: 200.167 siswa SD: 66.872 siswa SMP: 133.295 siswa

Dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan ini, Dedi menegaskan bahwa menjaga agar anak-anak tetap bisa mengenyam pendidikan adalah prioritas utama pemerintah provinsi, meski harus melalui langkah-langkah darurat sementara waktu.***

 

Berita Terkait

Ada 3 Konser Besar di Bandung Sabtu 26 Juli
Hari Ini Jumat, 25 Juli 2025,Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bandung
Akan Ada Penutupan Jalan dari Akhir Juli Sampai September?
Berani Tolak 4 Kebijakan dari Dedi Mulyadi,Wali Kota Bandung Muhammad Farhan
Siswa Sekolah Rakyat Berasal dari Kalangan Tak Mampu
Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Memperburuk Sekolah Swasta 
Majalaya Gelar Lokakarya Mini Lintas Sektoral Bidang Kesehatan
Berlaku untuk Sementara Satu Kelas Maksimal 50 Siswa di Jawat Barat

Berita Terkait

Senin, 21 Juli 2025 - 05:14

BP Haji Rekrut SDM Untuk Persiapan Haji 2026

Sabtu, 19 Juli 2025 - 06:04

Pansus Jadi Opsi Lanjutan Evaluasi Timwas Haji Akan Dibawa ke Paripurna

Rabu, 16 Juli 2025 - 05:12

Jemaah Haji Kloter Terakhir Mendarat di Indonesia

Selasa, 1 Juli 2025 - 06:53

Diduga Ada Pungli Haji 2025, Calon Jamaah Diminta Puluhan Juta untuk Berangkat Lebih Cepat

Senin, 30 Juni 2025 - 06:35

Tegaskan Tak Tahu Soal Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024 Menag Nasarudin

Sabtu, 28 Juni 2025 - 13:26

Ini Rute Terbaik Hindari Kemacetan,Ada Perbaikan Jembatan di Akses Jalan ke Pelabuhan Merak

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:38

Menko PM Meminta Pembatasan Impor Dapat Menggangu Perkembangan Industri

Sabtu, 21 Juni 2025 - 12:09

BP-Haji RI,Akan Audit Jemaah Yang Telah Mencapai 5,5 Juta

Berita Terbaru

ILustrasi Tangkapan Layar-DB

Bandung

Ada 3 Konser Besar di Bandung Sabtu 26 Juli

Sabtu, 26 Jul 2025 - 06:29

Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak (Foto: Dok. BP Haji)

Nasional

BP Haji Rekrut SDM Untuk Persiapan Haji 2026

Senin, 21 Jul 2025 - 05:14